Senin, 30 Januari 2012

TEORI BUNUH DIRI EMILE DURKHEIM

Durkheim memilih studi bunuh diri karena persoalan ini relative merupakan fenomena konkrit dan spesifik, di mana tersedia data yang bagus cara komparatif. Akan tetapi, alasan utama Durkheim untuk melakukan studi bunuh diri ini adalah untuk menunjukkan kekuatan disiplin Sosiologi. Dia melakukan penelitian tentang angka bunuh diri di beberapa negara di Eropa. Secara statistik hasil dari data-data yang dikumpulkannya menunjukkan kesimpulan bahwa gejala-gejala psikologis sebenarnya tidak berpengaruh terhadap kecenderungan untuk melakukan bunuh diri. Menurut Durkheim peristiwa-peristiwa bunuh diri sebenarnya merupakan kenyataan-kenyataan sosial tersendiri yang karena itu dapat dijadikan sarana penelitian dengan menghubungkannya terhadap sturktur sosial dan derajat integrasi sosial dari suatu kehidupan masyarakat.

Durkheim memusatkan perhatiannya pada 3 macam kesatuan sosial yang pokok dalam masyarakat:

Ø Bunuh Diri dalam Kesatuan Agama

Dari data yang dikumpulan Durkheim menunjukkan bahwa angka bunuh diri lebih besar di negara-negara protestan dibandingkan dengan penganut agama Katolik dan lainnya. Penyebabnya terletak di dalam perbedaan kebebasan yang diberikan oleh masing-masing agama tersebut kepada para penganutnya.

Ø Bunuh Diri dalam Kesatuan Keluarga

Dari penelitian Durkheim disimpulkan bahwa semakin kecil jumlah anggota dari suatu keluarga, maka akan semakin kecil pula keinginan untuk hidup. Kesatuan sosial yang semakin besar, mengikat orang pada kegiatan-kegiatan sosial di antara anggota-anggota kesatuan tersebut.

Ø Bunuh Diri dalam Kesatuan Politik

Dari data yang dikumpulkan, Durkheim menyimpulkan bahwa di dalam situasi perang, golongan militer lebih terintegrasi dengan baik, dibandingkan dalam keadaan damai. Sebaliknya dengan masyarakat sipil.

Kemudian data tahun 1829-1848 disimpulkan bahwa angka bunuh diri ternyata lebih kecil pada masa revolusi atau pergolakan politik, dibandingkan dengan dalam masa tidak terjadi pergolakan politik.

Durkheim membagi tipe bunuh diri ke dalam 4 macam:

1)   Bunuh Diri Egoistis

Tingginya angka bunuh diri egoistis dapat ditemukan dalam masyarakat atau kelompok di mana individu tidak berinteraksi dengan baik dalam unit sosial yang luas. Lemahnya integrasi ini  melahirkan perasaan bahwa individu bukan bagian dari masyarakat, dan masyarakat bukan pula bagian dari individu. Lemahnya integrasi sosial melahirkan arus sosial yang khas, dan arus tersebut melahirkan perbedaan angka bunuh diri. Misalnya pada masyarakat yang disintegrasi akan melahirkan arus depresi dan kekecewaan. Kekecewaan yang melahirkan situasi politik didominasi oleh perasaan kesia-siaan, moralitas dilihat sebagai pilihan individu, dan pandangan hidup masyarakat luas menekan ketidakbermaknaan hidup, begitu sebaliknya.

Durkheim menyatakan bahwa ada faktor paksaan sosial dalam diri individu untuk melakukan bunuh diri, di mana individu menganggap bunuh diri adalah jalan lepas dari paksaan sosial.

2)   Bunuh Diri Altruistis

Terjadi ketika integrasi sosial yang sangat kuat, secara harfiah dapat dikatakan individu terpaksa melakukan bunuh diri. Salah satu contohnya adalah bunuh diri massal dari pengikut pendeta Jim Jones di Jonestown, Guyana pada tahun 1978. contoh lain bunuh diri di Jepang (Harakiri).

Bunuh diri ini makin banyak terjadi jika makin banyak harapan yang tersedia, karena dia bergantung pada keyakinan akan adanya sesuatu yang indah setelah hidup di dunia. Ketika integrasi mengendur seorang akan melakukan bunuh diri karena tidak ada lagi kebaikan yang dapat dipakai untuk meneruskan kehidupannya, begitu sebaliknya.

3)   Bunuh Diri Anomic

Bunuh diri ini terjadi ketika kekuatan regulasi masyarakat terganggu. Gangguan tersebut mungkin akan membuat individu merasa tidak puas karena lemahnya kontrol terhadap nafsu mereka, yang akan bebas berkeliaran dalam ras yang tidak pernah puas terhadap kesenangan.

Bunuh diri ini terjadi ketika menempatkan orang dalam situasi norma lama tidak berlaku lagi sementara norma baru belum dikembangkan (tidak ada pegangan hidup). Contoh: bunuh diri dalam situasi depresi ekonomi seperti pabrik yang tutup sehingga para tenaga kerjanya kehilangan pekerjangan, dan mereka lepas dari pengaruh regulatif yang selama ini mereka rasakan.

Contoh lainnya seperti booming ekonomi yaitu bahwa kesuksesan yang tiba-tiba individu menjauh dari struktur tradisional tempat mereka sebelumnya melekatkan diri.

4)   Bunuh Diri Fatalistis

Bunuh diri ini terjadi ketika regulasi meningkat. Durkheim menggambarkan seseorang yang mau melakukan bunuh diri ini seperti seseorang yang masa depannya telah tertutup dan nafsu yang tertahan oleh disiplin yang menindas. Contoh: perbudakan.

Hubungan Empat Jenis Bunuh Diri menurut Durkheim

Integrasi
Rendah
Bunuh diri egoistis
Tinggi
Bunuh diri altruistis
Regulasi
Rendah
Bunuh diri anomic
Tinggi
Bunuh diri fatalistis




Rabu, 11 Januari 2012

KORUPSI! BUDAYA ATAU TERPAKSA?


Sebagian besar jika kita menonton acara berita di televisi kita mendapati kasus korupsi. Seakan korupsi merupakan hal yang lumrah dan menjadi santapan masyarakat Indonesia setiap hari. Mulai dari kasus jutaan sampai milyaran. Mulai dari dana pembangunan, kesehatan, bahkan sampai dana pendidikan yang seharusnya digunakan untuk perbaikkan moral para generasi muda di lain intelektual. Dari sekian banyak kasus sampai seakan-akan korupsi telah menjadi budaya bangsa Indonesia dan menjadi kebiasaan. Indonesia memiliki tingkat kesenjangan sosial yang sangat tinggi. Di sisi lain banyak orang yang sangat kaya bahkan sampai diperhitungkan dunia, disisi lain masih banyak orang yang untuk makan sehari-hari perlu mengemis.
Dari tingkat pejabat daerah sampai tingkat pejabat yang duduk di kursi parlemen. Banyak yang berpendapat bahwa semua pejabat itu korupsi. Seakan fasilitas dan kompensasi yang dianggarkan Negara kurang sehingga mereka masih memperkaya diri mereka dengan uang hasil korupsi. Hal ini semakin marak terjadi karena lemahnya hokum di Indonesia. Para penegak hukum di Indonesia pun melakukan tindak pidana korupsi. Masyarakat mulai menyimpulkan bahwa korupsi menjadi sebuah paksaan. Dimana yang dikatan sebagai sebuah pejabat itu jika sudah melakukan korupsi. Baik pejabat tingkat desa maupun sampai pemerintahan yang di Jakarta.
Bagaimana masyarakat percaya bila penegak hukum yang seharusnya menindak para koruptor pun ikut melakukan korupsi. Sebagai bukti banyak kasus-kasus besar korupsi yang mencapai trilyunan rupiah bak hilang ditelan bumi. Sebagai contoh kasus Century yang dulu sempat booming dan bahkan sampai mendunia, namun sekarang kasus itu tidak pernah ada penyelesaian. Mungkin kasus ini sengaja dihilangkan ataupun tertutup kasus-kasus korupsi lain yang tak kalah hebohnya. Masyarakat pun mulai enggan mempertanyakan penyelesaian kasus korupsi di Indonesia karena korupsi bak lumut di musim hujan dan sulit dibasmi dan terus tumbuh hingga menutupi karang batu atau keadilan. Masyarakat mulai enggan mempertanyakan keadilan di Indonesia. Masyarakat pun enggan untuk sekedar bermimpi bahwa Indonesia akan bebas dari korupsi. Karena hal tersebut terlalu imajiner dan mustahil dilakukan di Indonesia. Yang menjadi focus masyarakat yaitu bagaimana cara mereka bertahan hidup dan mencari makan untuk hari ini, esok dan hari-hari setelahnya.

ERA BOYBAND DAN GIRLBAND BARU

Setelah meledaknya musik-musik melayu pada tahun lalu, sekarang muncul fenomena boyband dan girlband di Indonesia saat ini. Hampir setiap hari kita dapat menjumpai boyband dan girlband di setiap acara musik. Ya, boyband dan girlband di Indonesia sedang merebak setelah lama tidak muncul. Kebangkitan boyband dan girlband ini ditandai dengan munculnya SM*SH di pertengahan tahun 2011. Setelah SM*SH muncul dan berhasil menembus beberapa tangga lagu di program-program pertelevisian mulai muncul boyband dan girlband. Munculnya bergairahnya boyband dan girlband Indonesia tak lepas dai pengaruh dari luar negeri. Masuknya beberapa boyband dan girlband dari luar negeri yang mempengaruhi selera masyarakat Indonesia.
Boyband dan girlband saat ini mulai menjamur kembali di Indonesia setelah pernah merebak di Indonesia pada tahun 1990-an. Namun yang membedakan, boyband dan girlband Indonesia saat ini berkiblat pada boyband dan girlband korea seperti Wonder Girls, Super Junior, BEAST dan lain sebagainya. Kita dapat melihat boyband maupun girlband Indonesia saat ini seperti Sm*sh, Cherrybelle, 7 Icons, Dragon Boys, dan lain-lain baik secara musikalitas maupun secara koreografi lebih condong ke arah boyband dan girlband korea atau yang lebih dikenal dengan istilah K-pop. Beat-beat lagu cepat dan terkesan mengajak para penontonnya ikut menari merupakan salah satu ciri dari K-pop itu sendiri. Selain itu juga dapat dilihat dari cara berpakaian dari para boyband dan girlband Indonesia saat ini. Mereka terkesan berpenampilan mirip dengan boyband dan girlband korea. seperti model rambut yang di cat warna warni dan berpakaian harajuku style agar menyerupai orang-orang korea. dan ada beberapa kritikus musik berpendapat bahwa sebagian besar boyband dan girlband Indonesia saat ini hanya menjual tampang dan bukan music, maksudnya mereka hanya berpenampilan semenarik mungkin agar disukai oleh masyarakat Indonesia saat ini. Sementara muisikalitas menjadi alasan selanjutnya ungtuk menuju ketenaran. Walaupun tidak semua boyband dan girlband si Indonesia saat ini seperti itu. Banyak boyband dan girlband Indonesia yang mempunyai kualitas dan layak menjadi boyband dan girlband papan atas Indonesia saat ini.
Hal ini tentunya berbeda dibandingkan boyband dan girlband Indonesia yang muncul di tahun 1990-an. Seperti ME, T-five, NEO yang mereka berkiblat dari boyband dan girlband barat seperti Westlife, Backstreet Boys, NSYNC, dan juga Spice Girls. Boyband di era ini cenderung berpenampilan elegan dan hanya menggunakan tarian-tarian sederhana. Secara musikalitas boyband dan girlband di era ini lebih menonjolkan  perpaduan suara vokal dari tiap personil dan sedikit koreografi sebagai pelengkap. Lagu-lagunya pun cenderung melankolis dan menyayat hati. Secara penampilan pun boyband dan girlband ini lebih sederhana dibandingkan dengan boyband dan girlband masa sekarang. Hal ini tentu berbanding terbalik dengan boyband dan girlband sekarang ini. Dan di luar negeri seperti Amerika Serikat pun yang menjadi panutan trend dalam bermusik juga tidak lagi muncul boyband dan girlband seperti era 1990-an. Dan hal ini berdampak pula pada boyband dan girlband Indonesia yang mulai beralih ke boyband dan girlband dari korea.

Munculnya kembali boyband dan girlband Indonesia tentunya kembali mewarnai beragam musik di Indonesia. Hal ini juga meningkatkan kreatifitas dan produktifitas anak bangsa untuk berkarya dalam bidang musik. Selain itu, secara psikologis musik-musik boyband dan girlband Indonesia yang berirama cepat akan member efek positif bagi para pemuda Indonesia untuk lebih bersemangat dibandingkan fenomena musik-musik melayu yang terkesan mendayu-dayu dan kurang memberi dampak positif bagi pemuda Indonesia bahkan lagu-lagu melayu yang bertemakan patah hati dan persoalan percintaan lebih cenderung membuat pemuda Indonesia frustasi dan kurang bergairah. Namun, semua itu terserah pada para konsumen atau penikmat musik di Indonesia. Musik itu subjektif. Tergantung bagaimana sudut pandang kita sebagai pendengar karya-karya anak bangsa.

Selasa, 27 Desember 2011

PASAR TRADISIONAL TERMAKAN ZAMAN

Pasar tradisional yang identik dengan sebuah tempat interaksi jual beli antara pedagang dan pembeli yang becek, kotor, bau, pengemis, preman dan tentunya panas. Dibandingkan dengan pasar modern yang menggunakan lift maupun eskalator untuk naik turun tiap lantai, udara dingin dari AC, bersih dan aman dari pengemis maupun preman. Tentunya sebagian orang mulai mengalihkan perhatian dan memandang sebelah mata pasar tradisional dan mulai beralih ke pasar modern. Terlebih para generasi muda yang mereka lebih beranggapan bahwa bila berbelanja di pasar tradisional itu kampungan sedang mereka bangga bila telah membeli sepasang sepatu dari pasar modern(mall) yang tentu memasang harga yang lebih mahal dan bahkan mencapai 5 kali lipat dari harga di pasar tradisional. Padahal barang yang diperjual belikan sama dan secara kualitas barang yang diperjualbelikan di pasar tradisional tidak kalah baik dengan barang yang terpampang di toko-toko kaca pasar modern.
Satu hal yang sangat signifikan yang membedakan antara pasar tradisional dengan pasar modern ialah tawar menawar harga dari barang yang diperjualbelikan. Tawar menawar merupakan ciri khas dari pasar tradisional. Kita dapat membeli barang setengah dari harga yang ditawarkan penjual. Hal ini berbeda dengan pasar modern yang melabel setiap barang dagangan dan kita harus membayar sesuai dengan harga yang tertera tanpa proses tawar menawar walaupun harga itu masih dirasa mahal.
Pasar tradisional mulai jarang dikunjungi untuk saat ini terutama para generasi muda. Padahal tidak semua pasar tradisioanal itu kotor, bau, becek dan panas. Pemerintah telah berupaya membangun pasar-pasar tradisional agar nyaman dikunjungi. Namun para generasi muda terutama masih enggan pergi berbelanja di pasar tradisional. Para generasi muda merasa lebih percaya diri menggunakan barang-barang dari mall-mall yang harganya mahal dan dipamerkan kepada teman-temannya. Kita juga dapat melihat jika kita mengunjungi pasar modern banyak anak muda hilir mudik mencari barang maupun hanya sekedar nongkrong. Tentunya dengan dandan modis seakan ada pesta di pasar.
Hal ini berbanding terbalik dengan yang kita dapat bila berjalan-jalan ke pasar tradisional. Kita melihat seorang ibu-ibu tua sedang menunggu barang dagangannya dan sesekali menawarkan barang kepada setiap orang yang lewat. Atau, seorang ibu yang sedang menawar harga barang yang diinginkannya kepada penjual dengan harapan memperoleh harga yang murah dan menunggu adanya kesepakatan harga dengan si penjual. Banyak para pedagang yang menggantungkan hidup di pasar tradisional. Mulai dari penjual yang menetap menggunakan lapak-lapak yang menjadi andalannya, maupun penjual makanan dan minuman keliling yang hilir mudik mencari pembeli. Namun, mungkin kita akan sedikit kecewa jika kita mengharapkan anak muda yang sedang jalan-jalan di pasar tradisional walaupun tidak semua pasar tradisional itu sepi para pemuda dan pemudi.
Jika demikian,
Bagaimana eksistensi pasar tradisional ke masa yang akan datang?
Akankah pasar tradisional akan tergusur bangunan mall-mall besar dengan semakin menua dan tak berdayanya para ibu-ibu tua pedagang?
Atau, akan selamanya menjadi seperti panti-panti jompo yang menampung kehidupan masa tua ?
HANYA WAKTU YANG DAPAT MENJAWABNYA!!!!!!!!!!

SOSIOLOGI DI MATA MASYARAKAT

Sosiologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan dari rumpun IPS. Ditinjau dari sisi kebahasaan atau etimologi, Sosiologi berasal dari bahasa yunani yaitu berasal dari kata socius dan logos, kata socius memiliki arti kawan / teman dan logos berarti kata atau berbicara. Sedangkan, secara terminologi, menurut Selo Soemarjan dan Soelaeman Soemardi Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan-perubahan sosial. Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok, yakni kaidah-kaidah sosial (norma-norma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial serta lapisan-lapisan sosial. Proses sosial adalah pengauh timbal balik antara pelbagai segi kehidupan bersama, misalnya antara kehdiupan ekonomi dan kehidupan politik atau antara kehidupan hukum dan kehidupan agama.
Awalnya sosiologi dianggap kurang penting oleh masyarakat terutama siswa SMA. Hal ini terjadi karena sosiologi pada awalnya bukan termasuk mata pelajaran yang masuk dalam ujuan nasional siswa SMA. Baru pada kurikulum baru sosiologi masuk sebagai salah satu mata pelajaran ujian nasional untuk siswa SMA jurusan IPS. Selain itu, sosiologi dianggap sebagai ilmu hafalan oleh para siswa. Padahal, sosiologi merupakan salah satu cabang ilmu terapan. Sosiologi dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat sehari-harinya. Sosiologi mempelajari sendi-sendi segala aspek kehidupan bermasyarakat. Untuk saat ini, kurangnya tenaga kerja (dalam hal ini guru) yang benar-benar berkompetensi dibidang sosiologi menyebabkan proses sosialisasi pada masyarakatdan siswa teutama menjadi terhambat. Tenaga kerja dibidang sosiologi terkesan seadanya. Sehingga kurang pahamnya masyarakat (siswa) terhadap sosiologi dan penerapannya pada kehidupan bermasyarakat. Namun, setelah sosiologi menjadi salah satu pelajaran yang menjadi kriteria kelulusan untuk siswa SMA jurusan IPS sosiologi mulai dipandang penting dan tenaga kerja yang dicari pun tidak asal-asalan namun yang benar-benar berkompetensi dalam bidang sosiologi.
Sosiologi dalam terapannya dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan yang terjadi dalam individu maupun kelompok dalam suatu masyarakat. Seperti penyimpangan sosial pada remaja yang sangat marak pada akhir-akhir ini misal penggunaan minuman keras dapat diketahui faktornya dengan sosiologi. Dan masih banyak permasalahan sosial lain yang menjadi pokok kajian sosiologi. Memang salah satu kelamahan sosiologi ialah hanya mencari faktor maupun penyebab dalam permasalahan soial yang telah terjadi. Namun, tidak menutup kemungkinan sosiologi untuk memnberi solusi agar permasalahan dapat diselesaikan secara sosial dan meminimalisir permasalahan yang sama untuk masa yang akan datang. Dan dengan sosiologi dapat menemukan solusi dan pemecahan masalah dalam kasus-kasus yang terjadi pada masyarakat.

Senin, 19 Desember 2011

VERSTEHEN

Menurut Weber, sosiologi adalah suatu ilmu yang berusaha memahami tindakan-tindakan sosial dan menguraikannya dengan menerangkan sebab–sebab tindakan tersebut. Dengan demikian, yang menjadi inti dari sosiologi adalah arti yang nyata dari tindakan perseorangan yang timbul dari alasan–alasan subyektif. Itulah yang kemudian menjadi pokok penyelidikan Max Weber dan disebutnya sebagai Verstehende Sociologie. verstehen merupakan kata dari bahasa Jerman yang berarti pemahaman. Dalam hal ini verstehen adalah suatu metode pendekatan yang berusaha mengerti dan memahami makna yang mendasari dan mengitari peristiwa atau fenomena sosial dan historis. Pendekatan ini bertolak pada gagasan bahwa tiap situasi sosial didukung oleh jaringan makna yang dibuat oleh para aktor yang terlibat di dalamnya.
Pemakaian istilah verstehen ini secara khusus oleh Weber digunakan dalam penelitian historis terhadap metodologi sosiologi kontemporer yang paling banyak dikenal dan paling controversial. Kontroversi sekitar konsep verstehen dan beberapa masalah dalam menafsirkan maksud Weber muncul dari masalah umum dalam pemikiran metodologis Weber. Seperti dikemukakan Thomas Burger “Weber tidak utuh dan konsisten dengan pernyataan metodologisnya” (1976: Hekman, 1983: 26). Ia cenderung gegabah dan tidak tepat sasaran karena merasa bahwa ia sekedar mengulangi gagasan-gagasannya yang pada zamannya terkenal dikalangan sejarawan Jerman. Terlebih lagi, seperti ditegaskan di atas Weber tidak terlalu memikirkan refleksi metodologisnya.
Pemikiran Weber tentang verstehen lebih sering ditemukan di kalangan sejarawan Jerman pada zamannya yang berasal dari bidang yang dikenal dengan Hermeneutika (Martin, 2000; Pressler dan Dasilva, 19996). Hermeneutika adalah pendekatan khusus terhadap pemahaman dan penafsiran tulisan-tulisan yang dipublikasikan. Tujuannya adalah untuk memahami pemikiran pengarang maupun struktur dasar teks. Weber dan lainnya (Wilhelm Dilthey) berusaha memperluas gagasannya dari pemahaman teks kepada pemahaman kehidupan sosial :
Ketika kita sadar bahwa metode historis tidak lain adalah metode interpretasi klasik yang diterapkan pada tindakan-tindakan ketimbang pada teks, metode yang bertujuan mengidentifikasikan desain manusia, ‘makna’ di balik peristiwa-peristiwa yang dapat diamati, maka kita tidak akan kesulitan untuk menerima bahwa metode ini pun dapat diterapkan pada interaksi manusia sebagaimana pada actor individu. Dari sudut pandang ini seluruh sejarah adalah interaksi, yang harus ditafsirkan sebagai rencana lain dari berbagai actor.

Kamis, 01 Desember 2011

ADA APA DIBALIK GURIHNYA IKAN?

Ikan merupakan salah satu hewan air yang multifungsi. Dapat diperoleh berbagai manfaat dari ikan seperti untuk hiasan dirumah, sebagai indikator kekayaan, kepercayaan maupun untuk konsumsi karena protein ikan yang sangat tinggi. Namun, dalam tulisan ini tidak akan membahas itu lebih jauh. Yang akan saya jabarkan ialah beberapa pelajaran penting dibalik kehidupan ikan tersebut. Sebagai berikut :

1.    Ikan hidup melawan arus
Ikan dapat bertahan hidup dengan melawan arus. tidak peduli seberapa derasnya arus, namun ikan tetap berusaha bertahan hidup. Bahkan ikan cenderung lebih menyukai berada di bawah guyuran.

Kita harus berani melawan arus dan tidak harus selalu sama dengan orang lain. Memang menjadi seperti orang lain itu baik, namun alangkah jauh lebih baik menjadi diri sendiri walaupun itu butuh proses dan terkadang melawan arus dari orang lain itu sulit. Namun kita harus memulai. Dan kita harus yakin suatu saat kita akan menemukan kenyamanan dari itu seperti ikan yang merasa nyaman dibawah pusaran/guyuran


2.    Ikan bertahan hidup diantara kotoran
Ikan disungai bertahan hidup dengan beberapa limbah baik itu limbah industri maupun limbah rumah tangga, baik organik maupun anorganik. Ikan mencoba mencari makan dari sisa-sisa limbah dan bahkan ada beberapa spesies ikan yang memang memakan kotoran. Namun ikan-ikan tersebut dapat hidup laiknya ikan yang lain.

Bagaimanapun manusia hidup tentunya tidak terlepas dari kehidupan sekitarnya. Baik kehidupan sosial maupun kehidupan alam. Semua tergantung dari pribadi kita masing-masing. Walaupun kita terpaksa hidup di lingkungan yang “kotor” sekalipun kita harus dapat menata diri. Apalagi kita masih muda dan menjadi agent of change bagi kehidupan yang akan datang.  Jadi, walaupun kita berada di lingkungan yang kurang kondusif pun kita harus menjadi  yang terbaik.
 3.    Ikan cenderung menyukai kedalaman
Ikan biasa berada dalam tempat yang dalam dan tersembunyi dari jangkauan mata manusia. Ikan juga biasa hidup berkelompok.  Selain itu merupakan salah satu cara bertahan hidup yang dapat dilakukan ikan dari ancaman para musuhnya termasuk manusia. Selain hal tersebut dilakukan ikan untuk seolah-olah menyembunyikan kelebihan dirinya.

Sebagai manusia kita dapat belajar dari ikan tersebut. Kita tidak perlu sombong jika kita mampu. Namun semakin rendah dan tidak angkuh serta berbagi dengan sesama semua yang kita mampu dan berikan bagi masyarakat.

4.    Dalam agama islam bangkai ikan itu halal (boleh dikonsumsi)
Dalam agama islam, semua bangkai ikan halal. Atau boleh dikonsumsi asalkan keadaannnya masih baik dan layak untuk dimakan.

Dalam hal ini bila kita sebagai manusia itu mati atau meninggalkan suatu tempat dan berpindah ke tempat lain, tentunya kita menginginkan sesuatu yang baik untuk ditinggalkan di mana tempat kita terdahulu. Dan orang lain yang ditinggalkan akan membicarakan kebaikan kita bukan keburukan kita. AMIN.